Ancaman akan musanhanya sebuah media penangkap kejadian adalah awal dari sebuah kekhawatiran. Antusiasme para pengguna sekaligus pecinta kamera mainan yang pada umumnya bersistem analog dalam era digital ini tidak diimbangi oleh produsen yang lebih memilih memperbanyak produk digitalnya yang lebih berpihak pada kapitalistik daripada produk rol film yang akan lebih mengantarkan eksklusivitas dari seni fotografi itu sendiri. Bukan berarti digital itu buruk, teknologi yang mempermudah merekam kejadian ini memang sangat menolong dalam segi teknis, namun demikian dapat dikatakan kemudahan ini menghambat proses belajar sekaligus membatasi proses kreatif dan menjadikannya tergantung pada teknologi. Secara subyektif, ancaman ini lah yang memberi motivasi untuk memotret berbagai obyek dengan media kamera mainan yang secara mekanis dapat digolongkan fully-analog. Karena entah sampai kapan kita tetap dapat menggunakan media ini hingga akhirnya benar-benar punah disebabkan tidak ada lagi produsen yang berminat memproduksi “peluru” dari kamera mainan ini. Karena analog dahulu, digital kemudian. ~because analog first, digital then.~
Monday 13 July 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
digital, analog, manual, otomatis, film, polaroid, pinhole dan sebagainya-sebagainya wateperlah :)
ReplyDeleteSemua kalangan bisa mengambil poto............Tx to digital
Bermaknanya keterbatasan jatah jepretan.......Tx to Film
Indahnya spektrum warna dari Tuhan.............Tx to Slide
Misteriusnya spektrum warna tidak nampak...Tx to IR
Rasa pensaran dg hasil yang tak terduga........Tx to toy camera
Sekarang kembali kepada si pemegang kamera...
Fotografi adalah attitude